Pendidikan
itu ibarat jamur tumbuh subur ditempat gelap tapi kering sekali ketika tumbuh
dipadang pasir. Kenapa diibaratkan seperti itu? Karena pendidikan butuh wadah untuk
berkembang butuh campur tangan lingkungan untuk menciptakan sebuah digma
didalam suatu komunitas masyarakat kalau pendidikan itu menjadi penting meski
di negara sekaya ini didapat dengan cara yang mahal.
Kenapa aku
sebut mahal? Karena negara ini hanya kaya dengan orang-orang yang ingin
mengayakan dirinya sendiri tanpa harus mengayakan hati mereka untuk melihat
betapa Indonesia butuh pertolongan besar. Ternyata dengan luas daerah,
banyaknya pulau, banyak sumber daya alam tidak menjadikan pemikiran bangsa ini
menjadi lebih besar.
Sulit memang mencari orang-orang yang memberi
bukan untuk menerima. Mencari orang yang tidak banyak berkomentar tetapi banyak
berbuat. Negara ini menjadi semakin besar dengan semua omong kosong. Aku bukan
kritikus yang ingin mengkritik bagaimana jalannya pemerintahan atau apalah itu
entahlah aku hanya tidak ingin sama, terlalu banyak bicara terkadang bukan
berarti berlian. Biarlah mereka yang menganggap bahwa diri mereka orang yang
100% “peduli” terhadap nasib negara ini. Everyone have their own style, their
own opinion about care with this nation but if they still do nothing their
opinion is still on zero.
Kita tidak bicara tentang zero tapi
tentang hero. Here is a hero, if human can copy with a machine i would like to
say Indonesia need the one. Karena orang yang ingin memperjuangankan nasib
sesamanya di negara ini bukan lagi dalam status sedikit tapi terancam punah
sepertinya. Satu cerita dari seseorang, aku pernah bilang kedia “kamu itu hebat”
ya meskipun waktu itu dia bilangnya aku lebay but surely i learn something from
what you do and not everyone do that it’s the reason why i said you’re the
greatest one (whateverlah kalau kamu bilangnya lebay)
Waktu itu dia cerita bagaimana
sulitnya ngajarin anak-anak yang masih suka main, masih suka becanda, masih
butuh perhatiaan meski orang-orang disekelilingnya melihat tetapi pura-pura
tidak merasakan. Terus satu yang sangat membuat sedih adalah fakta bahwa
didaerah tertentu anak sekecil itu sudah merokok. Hal ini benar-benar
menunjukan bahwa mereka miskin sekali dengan pengetahuan tentang hal yang baik
dan yang buruk. Because of that i said INDONESIA NEED A HELP!
Jangankan tentang sebuah pendidikan
formal yang mengajarkan kita tentang mengerjakan matematika, fisika, kimia yang
ilmunya oleh kebanyakan orang hanya digunakan untuk masuk sekolah lanjutan,
lulus un dengan hasil yang memuaskan atau motivasi besar yang lainnya. Yang lebih
penting ternyata penanaman digma bahwa yang harus dibesarin bukan cuma motivasi
untuk diri sendiri yang harus dibesarin adalah motivasi untuk lebih peka
melihat sekeliling kita. Kita mungkin terobsesi menjadi pemimpin besar negeri
ini tetapi bagaimana bisa jika kita tidak membesarkan hati kita sendiri untuk
merasa cukup dengan semua tujuan duniawi dan lebih tidak bersikan antipatis
terhadap kehidupan orang disekeliling kita.
Lalu pertanyaan yang ditimbul adalah “bagaimana?”
dan aku kembali menemukan jawabannya ketika pagi itu ngobrol sama dia. Aku tanya
“terus gimana kamu bisa nemuin anak-anak yang “kayak gitu”? “waktu itu keliling
cari-cari desa”
Ternyata emang sesuatu kalau
dipikirin aja nggak nemuin solusi apa-apa harus dilakukan dicari sendiri
solusinya. Hebat kan? Ternyata diri kita itu harus berinisiatif untuk melakukan
hal-hal yang positif karena semakin positif hal yang kita lakuin setiap hari
semakin hebat pemikiran kita.
Inilah yang aku sebut wadah ya wadah
nggak besar nggak banyak tapi berhasil buat nyuburin beberapa lumut yang
mungkin 100, 200 tahun lagi awalnya cuma akar semu tapi mungkin bisa berevolusi
jadi akar sesungguhnya. Itu untuk lumut tapi untuk manusia nggak bakal lama kok
15-20 tahun yang akan datang dia akan tumbuh jadi manusia yang lebih baik jika
dikasih pemahaman yang baik dari kecil. Coba kita bayangkan kalau wadah ini
menjadi banyak akan sebesar apa Indonesia nanti? Akan sehebat apa Indonesia
nanti? Nggak usah terlalu banyak berteori lakukan aja, Archimedes menemukan
bahwa benda yang tercelup kedalam fluida mengalami gaya keatas yang sama kayak
berat zat cair yang dipindahkan gara-gara dia mandikan? That’s it lakuin aja
biar orang lain yang menilai.
Aku juga pernah dengar cerita dari
dia yang bilang seorang muridnya bilang “Kak nanti kalau aku udah jadi astronot
aku ajakin kakak ya kebulan” aku yang cuma diceriain aja terharu apalagi dia
yang dapetin kata-kata kayak gitu. Bahagia itu bukan tentang seberapa banyak
uang yang kamu punya, seberapa banyak teman yang kamu punya, seberapa tinggi
jabatan kamu. Bahagia itu ketika kamu berhasil melihat orang lain tersenyum
sama kebahagian yang kamu kasih ke mereka. Lihatlah orang-orang lain disekitar
kamu dan menjadi lebih peduli, jangan berpikir seberapa banyak yang akan kamu
dapat cukup lakuin aja seikhlas dan semampu kamu, kamu nggak tahu sekecil
apapun itu berarti besar untuk mereka.
Komentar
Posting Komentar